Latest Updates

Cara Budidaya Pembesaran Teripang Atau Timun Laut

Cara Budidaya Pembesaran Teripang Atau Timun Laut (Holothuria Scabra) - Dalam Artikel sebelumnya membahas tentang pembenihan budidaya teripang . Teripang adalah organisme laut yang hidup di dasar perairan dan pergerakannya relatif lambat. Meskipun gerakan teripang tergolong lambat, desain dan konstruksi kurungan pagar harus dapat menjamin teripang tidak lolos dari dasar kurungan pagar. rinsip dasar metode budidaya pembesaran teripang ialah memberikan pagar di area perairan pesisir laut pada luasan tertentu agar teripang yang dibudidayakan terkurung di dalamnya, tidak dapat meloloskan diri dan tidak mendapat serangan hama.

Budidaya teripang seperti ini dikenal dengan metode pen culture kurungan tancap atau kurungan pagar. Karena pergerakan teripang relatif lambat, maka binatang laut ini dapat dibudidayakan dengan tingkat kepadatan penebaran yang cukup tinggi.

Desain dan konstruksi kurungan pagar umumnya dibedakan menjadi dua berdasarkan bahan kurungan pagar yang dipergunakan yaitu kurungan pagar dari bambu dan kurungan pagar dari jaring. Menurut pengalaman para pembudidaya teripang, jenis bahan yang paling efektif untuk membuat kurungan tancap adalah jaring.



Beberapa faktor yang perlu diperhatikan Dalam Budidaya Teripang adalah:

  • Dasar perairan terdiri dari pasir, pasir berlumpur, berkarang, dan ditunbuhi tanaman lamun (rumput lindung)
  • Terlindung dari angin kencang dan arus/gelombang yang kuat
  • Tidak tercemar dan bukan daerah konflik serta mudah dijangkau
  • Kedalaman perairanlokasi antara 50-150 cm pada saat surut terendah dan sirkulasi air terjadi secara sempurna
  • Mutu air: salinitas 24-33 ppt, kecerahan 50-150 cm, suhu 25-30°C

Konstruksi Kurung Tancap Budidaya Teripang:

Bahan budidaya teripang:

  • Balok berukuran (5x7x200)cm, sebaiknya digunakan kayu ulin
  • Waring nilon ukuran mata 0,2 cm
  • Tali ris dari nilon
  • Tali pengikat atau paku anti karat
  • Papan yang tahan air, sebaiknya digunakan kayu ulin

Cara Pemasangan Kurung Tancap Budidaya Teripang:

  • Tiang dipancang pada dasar perairan sedalam 0,5- 1 m
  • Bagian tiang yang berada di atas permukaan sebagai tempat melekatkan waring
  • Waring yang telah dilengkapi dengan tali ris disambung dengan papan
  • Papan yang telah disambung dengan waring dibalut lalu ditanam ke dalam lumpur (30 cm)
  • Bila tidak ada papan bagian ujung waring ditanam ke dalam lumpur sedalam 30 cm kemudian bagian ujungnya dibelokkan ke dalam sepanjang 15 cm
  • Ukuran kurung tancap disesuaikan dengan kebutuhan luas area budidaya.

Pemilihan Benih Budidaya Teripang:

Pilih benih yang seragam baik jenis maupun ukuran. Benih yang baik adalah tubuhnya padat berisi dan tidak cacat. Hindari benih yang diangkut dalam waktu lama (lebih 1 jam) dan dalam keadaan bertumpuk (padat). Hindari benih yang telah mengeluarkan cairan berwarna kuning. Pengangkutan benih sebaiknya dilakukan pada pagi atau malam hari atau pada saat suhu tidak panas dan menggunakan wadah yang berisi substrat pasir khususnya pada sistem pengangutan terbuka

Teknik Budidaya Teripang:

  • Benih teripang dengan berat awal 40-60 g ditebar ke dalam kurung tancap dengan kepadatan 5-6 ekor/m2.
  • Penebaran dilakukan pada pagi atau sore hari atau pada suhu rendah.
  • Sebelum benih ditebar ke dalam kurung tancap, adaptasikan terlebih dahulu agar dapat diketahui ketahanan tubuhnya maupun jumlah benih.
  • Selama pemeliharaan diberikan kotoran ayam atau kotoran ayam yang dicampur dedak halus sebanyak 0,1 kg/m2 setiap minggu sekali. Kotoran ayam atau dedak halus sebelum ditebar dicampur dengan air bersih dan diaduk merata agar tidak hanyut atau terapung dan lakukan pada saat air surut.
  • Pada sistem ini teripang yang dipelihara tidak tergantung dari pakan buatan karena teripang tersebut berada pada habitat aslinya. Pemberian kotoran ayam berfungsi sebagai pupuk untuk merangsang pertumbuan diatom yang merupakan makanan utama bagi teripang.
  • Lama pemeliharaan selama 4-5 bulan.

Cara Panen Budidaya Teripang:

  • Setelah dipelihara selama 40-5 bulan, teripang telah mencapai ukuran konsumsi (300-500 g), teripang siap dipanen.
  • Panen dilakukan pada saat air surut terendah, dan dilakukan beberapa kali karena banyak yang membenamkan diri dalam pasir atau lumpur.
  • Untuk mengetahui apakah teripang sudah terpanen semuanya, dilakukan pengecekan pada air pasang, karena teripang senang keluar dari persembunyiannya setelah air pasang.

Pengolahan Budidaya Teripang:

  • Mula-mula teripang segar dibersihkan isi perutnya dengan cara menusuk-nusukan lidi pada bagian anusnya, kemudian bagian perutnya dibelah sepanjang ± 5-10 cm untuk mengeluarkan isi perut yang masihn tersisa (sesuaikan dengan ukuran) kemudian dibilas dengan air bersih.
  • Setelah itu teripang direbus selama 30 menit sampai matang.
  • Untuk membersihkan kulit dapat direndam dengan NaOH, KOH, CaCO3, atau dengan bahan alami seperti parutan pepaya muda selama 1 jam. Selanjutnya dilakukan pengeringan atau pengasapan untuk mengurangi kandungan airnya.
  • Pengeringan dapat dilakukan dengan sinar matahari atau oven dengan menggunakan bahan bakar berupa kayu keras, serbuk gergaji terutama dari kayu ulin dan sabut kelapa. Namun yang terbaik adalah dengan menggunakan serbuk gergaji kayu ulin karena mempunyai warna dan aroma yang baik, sehingga mutu dan harganya lebih tinggi.
  • Hasil pengeringan dengan sinar matahari mempunyai mutu yang lebih rendah, karena biasanya berbau amis. Mutu teripang yang baik adalah mempunyai berat 40% dari berat segar.
  • Harga teripang olahan di pasaran sangat dipengaruhi ukuran dan mutu pengeringannya. Teripang dalam bentuk asapan dengan aroma yang baik harganya lebih mahal dibandingkan dengan teripan kering.

Demikian Informasi yang dapat kami berikan mengenai Cara Budidaya Pembesaran Teripang Atau Timun Laut semoga dapat membantu anda. Kunjungi juga halaman berikut Cara Dan Teknik Budidaya Pembesaran Kepiting Bakau sebagai tambahan referensi untuk anda. Terima Kasih dan Salam Sukses.

Cara Dan Teknik Budidaya Pembesaran Kepiting Bakau

Cara Dan Teknik Budidaya Pembesaran Kepiting Bakau - Kepiting bakau (Scylla serrata) mempunyai lima pasang kaki; sepasang kaki yang pertama dimodifikasi menjadi sepasang capit dan tidak digunakan untuk bergerak. Dalam budidaya kepiting bakau, diperlukan ketersediaan lahan bebas polusi, pengelolaan yang baik, serta benih yang unggul.

Untuk lahan pemeliharaan, tambak tradisional yang biasanya digunakan untuk memelihara bandeng atau udang bisa dimanfaatkan. Ada beberapa macam Kepiting Bakau yang bisa kita ketahui: Scylla oceanica: kepiting jenis ini warnanya agak kehijauan serta memiliki garis coklat di hampir semua bagian tubuhnya, terkecuali di bagian perutnya, Scylla serrata: kepiting jenis ini memiliki ciri khas warna keabu-abuan hingga hijau kemerah-merahan, Scylla transquebarica: jenis yang terakhir ini warnanya kehijauan hingga kehitaman dan terdapat sedikit garis coklat pada bagian kaki renangnya. Dibandingkan dua jenis kepiting lainnya, Scylla serrata memiliki ukuran lebih kecil di usia yang sama. Namun dibandingkan yang lain, jenis ini lebih bersaing dan diminati pembeli.



Parameter Kepiting:

Suhu      Salinitas          pH            Jumlah Telur       Umur Indukan
22-36C     15-33 ppt      6-8           100-1000 >       1 tahun


Sifat Kepiting Bakau (Scylla serrata):

Secara umum, kepiting bakau memiliki sifat dan kebiasaan sebagai berikut:

  • Saling menyerang dan kanibalisme. Pada kepiting, kedua sifat ini adalah ciri khas yang paling menonjol, sehingga hal ini pula yang menjadi tantangan dalam usaha pembudidayaan kepiting.
  • Kesukaannya berendam di dalam lumpur serta membuat lubang di pematang atau dinding tambak pemeliharaan.
  • Kepekaan pada tingkat pencemaran atau polutan.
  • Ganti kulit atau molting.

Siklus Hidup Kepiting Bakau (Scylla serrata):

Siklus hidup Kepiting Bakau sejak telur mengalami fertilisasi dan lepas dari tubuh induk betina akan mengalami berbagai macam tahap, yaitu:

  • Sekali perkawinan bisa 3 kali memijah.
  • Pelepasan telur bisa terjadi setengah jam dan proses penetasan dapat berlangsung selama 3 hari.
  • Proses perkembangan telur hingga penuh berlangsung selama 30 hari.

Ciri-ciri masing-masing siklus Kepiting Bakau (Scylla serrata) :

Larva Zoea:

Pada tahap Zoea, berlangsung proses pergantian kulit (molting) selama 3-4 hari. Pada stadium ini larva akan sangat peka terhadap perubahan lingkungan terutama kadar garam dan suhu air.

Fase Megalops:

Pada fase ini larva masih mengalami proses molting namun relatif lebih lama yaiu sekitar 15 hari. Setiap molting tubuh kepiting akan mengalami pertambahan besar sekitar 1/3 kali ukuran semula.

Kepiting Muda:

Pada fase ini tubuh krpiting masih dapat terus membesar.

Kepiting Dewasa:

Pada stadium ini selain masih mengalami perbesaran tubuh, karapaks juga bertambah lebar sekitar 5-10 mm. Kepiting dewasa berumur 15 bulan dapat memiliki lebar karapaks sebesar 17 cm dan berat 200 gr.

Biologi Kepiting Bakau:

  • Reproduksi dilakukan di perairan laut, telur setelah dibuahi ditempelkan di bagian perut, di balik karapag yang berumbai-umbai, dierami selama 10-12 hari, larva kepiting bakau berkembang dari stadia zoea 1-5 selama 18-20 hari, megalopa selama 5-7 hari dan mencapi stadia crablet yang mengalami moulting pada setiap 4-7 hari hingga menjadi bibit berukuran rata-rata 30-50 g/ekor (panjang 2-5 cm) yang dicapai selama 50-70 hari.
  • Kualitas air yang dibutuhkan untuk hidup dan dapat tumbuh secara baik yaitu: kadar garam 10-25 ppt, suhu 28-330C, pH 7,5-8,5 dan DO lebih dari 5 ppm.
  • Perilaku kepiting bakau bersifat kanibal, kepiting yang tidak sedang moulting sering dijumpai memakan kepiting yang sedang moulting.
  • Pakan untuk kepiting bakau yaitu dari berbagai jenis binatang seperti ikan rucah, amphibia, reptilia, jeroan dari limbah pemotongan ayam, juga suka diberi pakan udang yang berupa pelet kering, kelas grower. Pakan larva berupa phytoplankton (Chaetoceros sp, dan Tetraselmis sp) dan zooplankton (Brachionus sp dan Artemia sp)

Cara Budidaya Kepiting Bakau:

Ada 4 cara dilakukan berdasarkan tujuan produksi yaitu:

  • Pembesaran dari bibit ukuran 30-50 g/ekor menjadi ukuran konsumsi 200-300 g/ekor
  • Penggemukan dari kepiting bakau dari ukuran 100-150 g/ekor menjadi ukuran konsumsi 200-300 g/ekor
  • Produksi kepiting bakau-soka, bercangkang lunak. Masa pemeliharaan biasanya 3-4 minggu.
  • Produksi kepiting bakau-bertelur, kepiting bakau betina ukuran 200 g/ekor atau lebih yang penuh telur diperoleh dengan cara ablasi mata. Masa pemeliharaan 1 bulan dan 1-2 minggu setelah ablasi mata dilakukan.

Teknik Budidaya Kepiting Bakau:

  • Pembesaran dari bibit ukuran 30-50 g/ekor menjadi ukuran konsumsi 200-300 g/ekor. Dilakukan dengan berbagai macam cara sesuai situasi dan potensi lokasi budidaya kepiting bakau. Prinsip yang harus dilakukan yaitu kepiting bakau tidak boleh lepas, maka perlu kurungan atau sekeliling tanggul tempat pemeliharaan pagar dari bambu yang cukup rapat. Dihindari dari kemungkinan besar terjadi kanibalisme. Disarankan memakai sistem baterei, dengan padat tebar 40 ekor/m2. Jika dilakukan sistem tambak disarankan padat tebar 2 ekor/m2. Lama pemeliharaan 3 bulan.
  • Penggemukan dari kepiting bakau dari ukuran 100-150 g/ekor menjadi ukuran konsumsi 200-300 g/ekor. Disarankan dipelihara dengan sistem baterei, padat tebar40 ekor/m2. Lama pemeliharaan 3-4 minggu.
  • Produksi kepiting bakau-soka, bercangkang lunak. Masa pemeliharaan biasanya 3-4 minggu. Kepiting bakau yang dipelihara berukuran 150-200 g/ekor dan lama pemeliharaan 2-3 minggu. Pergantian kulit ini secara alami dirangsang oleh alam yaitu saat air pasang tertinggi, kemelimpahan pakan. Disarankan memakai sistem baterei, dengan padat tebar 40 ekor/m2. Cara ini dilakukan untuk mencapai kelulus hidupan sampai 100%.
  • Produksi kepiting bakau-bertelur, kepiting bakau betina ukuran 200 g/ekor atau lebih yang penuh telur diperoleh dengan cara ablasi mata. Masa pemeliharaan 1 bulan dan 1-2 minggu setelah ablasi mata dilakukan. Disarankan memakai sistem baterei, dengan padat tebar 40 ekor/m2. Jenis pakan harus kaya akan protein dengan jumlah yang cukup, dari bebrbagai jenis ikan rucah, cumi-cumi dan kerang.

Pemberian Pakan:

Kepiting bakau diberi pakan berbagai jenis pakan dari cumi-cumi, kerang, ikan rucah, amphibia, reptilia, jeroan ayam, atau pelet kering, pakan udang untuk kelas grower. Pakan diberikan 2 kali sehari, dosis 2-3 % dari biomas kepiting bakau.


Penanggulangan Penyakit:

Penyakit kepiting bakau dapat dicegah dengan cara menjaga agar kualitas air tetap pada kondisi baik, hindarkan lingkungan menjadi kotor dan pemakaian antibiotik yang cenderung mengendap di dasar tambak.


Cara Pemanenan:

  • Pada sistem pemeliharaan di tambah dengan pagar bambu, pemanenan dilakukan dengan cara membuang air tambah sampai kedalaman 30 cm lalu kepiting ditangkap dengan alat tongkat bambu yang dibuat seperti ajir.
  • Cara ini kurang dianjurkan karena sering menyebabkan capitnya lepas dan harga kepiting bakau akan anjlok.
  • Cara yang dianjurkan yaitu membuang air tambak sampai habis, dan kepiting akan lebih mudah ditangkap dengan seser dari bahan bambu. Mengikat kaki kepinting bakau secara benar, hal ini dapat menghindarkan capit kepiting bakau lepas dan cara ini dilakukan untuk memudahkan mengangkutnya.

Sekiranya itulah informasi seputar Cara Dan Teknik Budidaya Pembesaran Kepiting Bakau semoga dapat membantu anda. Dan jangan sampai ketinggalan juga melihat artikel lainnya mengenai Cara Budidaya Pembesaran Ikan Bawal Pada Kolam Tepal sebagai tambahan alternatif untuk anda. Terimakasih

Cara Budidaya Pembesaran Ikan Bawal Pada Kolam Terpal

Cara Budidaya Pembesaran Ikan Bawal Pada Kolam Terpal - Ikan Bawal Air Tawar (Collossoma Macropomum) adalah salah satu jenis ikan air tawar yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Ikan jenis ini salah satu yang banyak dibudidayakan di Indonesia selain lele, nila, gurame, dan lain-lain. Selain relatif tidak terlalu sulit membudidayakannya, ikan bawal tawar termasuk ikan yang mudah beradaptasi.
Usaha pembesaran ikan bawal tawar dilakukan dengan tujuan utama untuk memperoleh ikan konsumsi dengan ukuran yang disukai oleh para penikmat ikan.

Budidaya pembesaran ikan bawal air tawar dapat dilakukan dengan sistem polikultur maupun monokultur.



A. Persyaratan Lokasi

Beberapa persyaratan lokasi budidaya yang harus dipenuhi sebelum digunakan untuk membudidayakan ikan bawal tawar adalah :

  • Tanah bertekstur liat lempung, tidak porous, subur serta mempunyai sudut kemiringan sebesar 3 – 5 %.
  • Lokasi pemeliharaan berada di pada ketinggian 50 – 400 m dpl.
  • Kualitas air harus baik, dalam artian bebas dari pencemaran bahan – bahan kimia, minyak maupun limbah pabrik. Memiliki kadar pH 7 – 8 dan bersuhu 26o – 28o C.
  • Dasar kolam berlumpur, tidak terlalu keruh.
  • Kedalaman kolam berkisar diantara 80 – 100 cm.
  • Sumber air mempunyai debit 3 liter / detik untuk sistem pemeliharaan tradisional serta 6 – 12 liter / detik untuk sistem pemeliharaan polikultur.

Parameter Ikan Bawal:

Suhu     Oksigen         pH                Jumlah telur
26-29     > 4          5-7               300.000-500.000


B. Teknik Budidaya

  • Persiapan Kolam
  • Pengeringan tanah dasar kolam.
  • Pengapuran tanah dasar kolam dengan menggunakan kapur tohor atau dolomit, dengan dosis 25 kg / 100 m2.
  • Pemupukan dengan menggunakan pupuk kandang dengan dosis 25 – 50 kg / 100 m2 dan TSP dengan dosis 3 kg / 100 m2.
  • Kolam diisi dengan air setinggi 3 cm lalu didiamkan selama 3 hari.
  • Proses penambahan air dilakukan sedikit demi sedkit hingga pada akhirnya ketinggian air kolam maksimal adalah 80 – 120 cm.

C. Pemilihan dan Penebaran Benih

  • Penebaran benih dilakukan 7 – 10 hari setelah pemupukan.
  • Benih yang akan ditebar harus sudah melalui proses aklimatisasi. Caranya : Masukkan benih ikan yang masih berada di dalam kantong plastik ke dalam air kolam. Setelah dinding plastik berembun, buka kantong plastik benih ikan tersebut, lalu masukkan air kolam sedikit demi sedikit hingga benih terlihat sudah dapat beraktifitas normal. Benih ikan siap ditebar.

D. Pakan dan Cara Memberikan Pakan

Sumber pakan yang dapat digunakan adalah dedaunan dan atau pelet ikan. Pakan dapat diberikan dengan dosis 3 – 5 % dari total berat ikan, dengan cara disebar merata.


E. Pemanenan

Pemanenan dapat dilakukan setelah masa pemeliharaan sudah mencapai 4 – 6 bulan, dimana dalam usia tersebut, berat ikan bawal tawar sudah mencapai kurang lebih 500 gram / ekor. Alat yang biasa digunakan dalam operasional panen ini adalah jaring yang terbuat dari waring berdiameter lebar.


Sekian ulasan mengenai Cara Budidaya Pembesaran Ikan Bawal Pada Kolam Tepal yang dapat kita berikan, jangan lupa kunjungi juga Cara Pembenihan Budidaya Ikan Mas Hasil Berkualitas sebagai tambahan referensi untuk anda. Sekian dan Terimakasih

Cara Pembenihan Budidaya Ikan Mas Hasil Berkualitas

Cara Pembenihan Budidaya Ikan Mas Hasil Berkualitas - Ikan mas (Cyprinus carpio L) dapat tumbuh cepat pada suhu lingkungan berkisar antara 20-28 °C dan akan mengalami penurunan pertumbuhan bila suhu lingkungan lebih rendah. Pertumbuhanakan menurun dengan cepat di bawah suhu 13°C dan akan berhenti makan apabila suhuberada di bawah 5 °C (Huet 1970 dalam Ariaty 1991). Ikan mas merupakan ikan air tawaryang memiliki sifat tenang, suka menempati perairan yang tidak terlalu bergolak dan senangbersembunyi di kedalaman. Ikan mas termasuk omnivora, biasanya memakan plankton.Larva ikan mas memakan invertebrata air seperti rotifer, copepoda dan kutu air.

Kebiasaan makan Ikan Mas berubah-ubah dari hewan pemakan plankton menjadi pemakan dasar. Ikanmas yang sedang tumbuh memakan organisme bentik dan sedimen organik. Ikan mas jantanakan matang gonad pada umur dua tahun dan ikan mas betina pada umur tiga tahun. Ikan masakan memijah pada suhu lingkungan berkisar antara 18-20 °C ( Ikenoue 1982 dalam Ariaty1991).

Di Indonesia terdapat beberapa macam ikan mas. Masing-masing ikan mas mempunyai sifat dan karakter yang agak berbeda. Macam ikan mas tersebut adalah: Majalaya, Punten, Sinyonya, Mas Merah, Karper Kancra, Kancra Domas, Kumpay, Kaca.



Parameter Ikan Mas:

Suhu       pH Oksigen        Umur Indukan            Jumlah Telur
20-28C          5,5-8,5 >     4 >2 tahun                    80.000-110.000 / kg

Ciri-Ciri Indukan Ikan Mas:

1. Ikan Mas Betina

  • Tubuhnya gemuk,
  • Lubang genital terletak di belakang lubang anus,
  • Betina masak kelamin apabila perut telah membesar dan bila diraba terasa lunak
  • Gerakan lambat, pada malam hari biasanya loncat-loncat.
  • Jika perut distriping mengeluarkan cairan berwarna kuning.

2. Ikan Mas Jantan

  • Tubuhnya langsing,
  • Lubang genital terletak di depan lubang anus,
  • Jantan masak kelamin apabila perut diurut kearah lubang genital maka ikan akan mengeluarkan cairan kental berwarna putih susu.
Memilih Indukan Ikan Mas Matang Gonad:

  • Betina: umur antara 1,5-2 tahun dengan berat berkisar 2 kg/ekor; Jantan: umur minimum 8 bulan dengan berat berkisar 0,5 kg/ekor.
  • Bentuk tubuh secar akeseluruhan mulai dari mulut sampai ujung sirip ekor mulus, sehat, sirip tidak cacat.
  • Tutup insan normal tidak tebal dan bila dibuka tidak terdapat bercak putih; panjang kepala minimal 1/3 dari panjang badan; lensa mata tampak jernih.
  • Sisik tersusun rapih, cerah tidak kusam.
  • Pangkal ekor kuat dan normal dengan panjang pangkal ekor harus lebih panjang dibandingkan lebar/tebal ekor.

Sistem Pembenihan / Pemijahan Ikan Mas:

Cara Sunda:

  • Luas kolam pemijahan 25-30 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari;
  • Sediakan injuk untuk menepelkan telur;
  • Setelah proses pemijahan selesai, ijuk dipindah ke kolam penetasan.

Cara Cimindi:

  • Luas kolam pemijahan 25-30 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan kolam penetasan;
  • Sediakan injuk untuk menepelkan telur, ijuk dijepit bambu dan diletakkan dipojok kolam dan dibatasi pematang antara dari tanah;
  • Setelah proses pemijahan selesai induk dipindahkan ke kolam lain;
  • Tujuh hari setelah pemijahan ijuk ini dibuka kemudian sekitar 2-3 minggu setelah itu dapat dipanen benih-benih ikan.

Cara Rancapaku:

  • Luas kolam pemijahan 25-30 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan kolam penetasan, batas pematang antara terbuat dari batu;
  • Sediakan rumput kering untuk menepelkan telur, rumput disebar merata di seluruh permukaan air kolam dan dibatasi pematang antara dari tanah;
  • Setelah proses pemijahan selesai induk tetap di kolam pemijahan.;
  • Setelah benih ikan kuat maka akan berpindah tempat melalui sela bebatuan, setelah 3 minggu maka benih dapat dipanen.

Cara Sumatera:

  • Luas kolam pemijahan 5 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan kolam penetasan;
  • Sediakan injuk untuk menepelkan telur, ijuk ditebar di permukaan air;
  • Setelah proses pemijahan selesai induk dipindahkan ke kolam lain;
  • Setelah benih berumur 5 hari lalu pindahkan ke kolam pendederan.

Cara Dubish:

  • Luas kolam pemijahan 25-50 meter persegi, dibuat parit keliling dengan lebar 60 cm dalam 35 cm, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan kolam penetasan;
  • Sebagai media penempel telur digunakan tanaman hidup seperti Cynodon dactylon setinggi 40 cm;
  • Setelah proses pemijahan selesai induk dipindahkan ke kolam lain;
  • Setelah benih berumur 5 hari lalu pindahkan ke kolam pendederan.

Cara Hofer:

  • Sama seperti cara dubish hanya tidak ada parit dan tanaman Cynodon dactylon dipasang di depan pintu pemasukan air.
  • Sistim Kawin Suntik
  • Pada sisitem kawin suntik, induk baik jantan maupun betina yang matang bertelur dirangsang untuk memijah setelah penyuntikan ekstrak kelenjar hyphofise ke dalam tubuh ikan. Kelenjar hyphofise diperoleh dari kepala ikan donor (berada dilekukan tulang tengkorak di bawah otak besar). Setelah suntikan dilakukan dua kali, dalam tempo 6 jam induk akan terangsang melakukan pemijahan. Sistim ini memerlukan biaya yang tinggi, sarana yang lengkap dan perawatan yang intensif.

Cara diatas terbilang sama-sama membutuhkan media penempatan telur agar ikan mas dapat memijah sedangkan. Cara umum pemijahan ikan mas adalah sebagai berikut:

Hal Yang Perlu Diperhatikan dalam Pemijahan Ikan Mas

Berikut ini adalah hal-hal yang wajib diketahui dalam pembibitan ikan mas, poin-poin berikut berlaku untuk semua cara pemijahan:

  • Dasar kolam tidak berlumpur, tidak bercadas.
  • Air tidak terlalu keruh; kadar oksigen dalam air cukup; debit air cukup; dan suhu berkisar 25 derajat C.
  • Diperlukan bahan penempel telur seperti ijuk atau tanaman air.
  • Jumlah induk yang disebar tergantung dari luas kolam, sebagai patokan seekor induk berat 1 kg memerlukan kolam seluas 5 meter persegi.
  • Pemberian makanan dengan kandungan protein 25%. Untuk pellet diberikan secara teratur 2 kali sehari (pagi dan sore hari) dengan takaran 2-4% dari jumlah berat induk ikan.

1. Konstruksi kolam

  • Kolam harus dibuat agar sirkulasi air dapat berjalan dengan lancar. Amara pintu air pemasukan dan pengeluaran terletak di sudut kolam berseberangan sehingga memungkinkan pergantian air pada seluruh bagian.
  • Pintu pemasukan air harus selalu terletak di atas permukaan air tertinggi di kolam pemijahan itu sehingga pemasukan air mengocor.
  • Hal ini bertujuan agar terjadi penambahan kandungan oksigen dalam air secara difusi.
  • Sementara pintu pengeluaran air harus dibuat dengan sistem monik ataupun sifon yang memungkinkan air bagian bawah yang berkualitas kurang baik bersama kotoran-kotoran dapat terhanyut seluruhnya.
  • Fungsi kolam pemijahan ikan mas ini hanya sebagai tempat mempertemukan induk jantan betina sehingga dapat dibuat dengan ukuran yang kecil, misalnya 3 m x 10 m atau 6 m x 10 m.
  • Kolam pemijahan ini harus dibuat pada tanah yang keras, tetapi bukan merupakan cadas hidup. Hal ini untuk menghindari pengikisan pematang oleh aliran air dan teraduknya Lumpur dasar bila kolam terisi air nantinya.
  • Dasar kolam yang terdiri dari tanah lunak yang cukup tebal akan menyebabkan pengeluaran air terganggu bila digali terlalu dalam karena dasar kolam lebih rendah dibandingkan pintu pengeluaran air.
  • Dasar kolam ini dapat dilapisi dengan kerikil yang agak tebal.
  • Dengan kolam yang tidak berlumpur, diharapkan pengeringan kolam dapat berjalan dengan lancar sehingga kegiatan pemijahan ikan mas ini tidak terhambat. Manipulasi lingkungan seperti pengeringan biasanya dilakukan setiap akan melakukan pemijahan.

2. Persiapan kolam

  • Sebelum pemijahan, biasanya kolam dikeringkan dan dijemur selama 2-3 hari bila panasnya terik. Namun, bila matahari sering tertutup awan, lamanya penjemuran kolam ini harus ditambahkan hingga 5-7 hari
  • Penjemuran kolam untuk ikan mas mutlak dilakukan. Dengan cara ini, akan timbul bau ampo atau sangit sehingga begitu dialirkan air baru, ikan terangsang untuk memijah.

Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah pengeringan dan penjemuran kolam ini:

a. Pertama dengan melakukan pembakaran merang padi atau daun pisang kering yang asapnya diusahakan masuk ke dasar kolam maupun pematang.
b. Semakin banyak daun pisang atau padi yang dibakar, akan semakin menjamin keberhasilan usaha penipuan terhadap ikan mas.
c. Cara kedua dengan melapisi dasar kolam yang tidak kering ini dengan tanah yang berasal dari kolong rumah.
d. Cara ini tentunya dapat dilaksanakan pada daerah-daerah yang masyarakatnya mempunyai rumah panggung.
e. Tanah dari kolong rumah ini dipindahkan ke kolam pemijahan.
f. Dengan kedua cara tersebut dapatlah kiranya dijadikan jalan keluar bila akan memijahkan ikan pada saat matahari sukar terlihat

Setelah kolam dijemur, air dimasukkan ke dalam kolam dengan terlebih dahulu melewati saringan yang dipasang pada pintu pemasukan.
Pintu pengeluaran (monik dan sifon) diatur sedemikian rupa sehingga tinggi air konstan, 75 cm di pintu pengeluaran air.
Kemudian, kakaban dipasang di atas sebatang bambu yang utuh agar dapat terapung. Kakaban ini terbuat dari ijuk yang harus direntang sedemikian rupa sehingga lebarnya 40 cm. Panjang kakaban ini biasanya berkisar 1,5-2 m.
Kakaban dijepit dan dipaku pada bilah bambu. Kakaban yang disusun di atas bambu utuh ini kemudian dijepit lagi dengan bambu belch agar tidak berantakan bila ikan mas memijah.


3. Pemijahan

  • Setelah kolam pemijahan siap, induk ikan yang sudah diseleksi dimasukkan ke dalam kolam pemijahan pada pukul 10.00. Beberapa petani memasukkan induk Setelah kolam dipasang kakaban. Namun, tidak jarang pemasangan kakaban ini dilakukan sesudah induk dimasukkan.
  • Induk jantan dapat siap setiap scat, sedangkan induk betina membutuhkan waktu kurang lebih tiga bulan sebelum siap dipakai lagi. Perbandingan antara induk jantan dan betina yang sering dilaksanakan biasanya perbandingan berat 1 : 1.
  • Sebagai standar, digunakan 5-8 kakaban yang masih bagus untuk setiap kg induk betina. Jumlah itu akan membengkak menjadi 10-15 kakaban bila kakabannya rusak. Oleh karena itu, untuk 5 kg induk betina yang dipijahkan, harus disediakan kakaban terpasang sebanyak 25-40 buah.

4. Penetasan Telur

  • Telur-telur kemudian ditetaskan dalam hapa, yaitu kantong berbentuk balok dengan ukuran 1 M X 1 M X 2 m yang terbuat dari kain trilin. Hapa ini direntangkan dalam kolam pemijahan atau kolam lain dengan patok bambu pada bagian tengah dan menempel pematang di bagian pinggirnya.
  • Banyaknya hapa disesuaikan dengan jumlah kakaban yang ada telurnya. Kakaban tersebut diatur di atas bambu batangan sepanjang 2 m. Di atas kakaban dipasang bambu belah yang berada di kiri-kanan bambu pertama yang dipasang di bawah kakaban. Kemudian, di atas bambu belah ini ditempatkan gedebok pisang untuk menenggelamkan kakaban lebih kurang 10 cm.
  • Pada saat penetasan telur, aliran air dijaga tetap stabil dan jangan sampai berhenti karena telur-telur tersebut membutuhkan air yang kaya oksigen dan stabil suhunya. Setelah 2 hari, telur akan mulai menetas. Penetasan biasanya tidak berlangsung sekaligus tetapi bertahap, sesuai dengan pengeluaran telurnya.

5. Pendederan

  • Setelah 5 hari atau paling lambat seminggu semenjak telur menetas, benih ikan ini harus dipindahkan ke kolam pendederan.
  • Benih berumur 2 bulan kurang lebih berukuran 5-8 cm
  • Setelah 4-6 bulan, dari benih yang berukuran 5-8 cm akan dapat dipanen ikan mas yang berukuran 40-60, g/ekor. Ikan -ikan yang berukuran sebesar An biasanya cukup untuk dijadikan teman nasi yang nikmat, tanpa harus memotong-motongnya.

Demikianlah informasi kali ini yang berjudul Cara Pembenihan Budidaya Ikan Mas Hasil Berkualitas. Dan ada informasi lainya tentang Cara Mudah Pembenihan Budidaya Ikan Arwana sebagai tambahan referensi untuk anda. Terima kasih

Cara Mudah Pembenihan Budidaya Ikan Arwana

Cara Mudah Pembenihan Budidaya Ikan Arwana - Meski terdapat begitu banyak jenis ikan arwana di Asia, mereka adalah satu marga, yaitu Scleropages. Dengan demikian, ikkan-ikan tersebut mempunyai cara berkembang biak yang sama dan mudah disilangkan.

Budidaya Ikan Arwana ini dimulai dari memelihara indukan dalam satu bak pemeliharaan yang sekaligus digunakan sebagai pemijahan. Akan sulit membudidayakan ikan ini dengan cara menjodohkan ikan jantan dan betina sebelum dipelihara bersama dalam bak pemeliharaan.



Persiapan Induk Ikan Arwana (Sclerophages formosus):

ParameterIkan Arwana (Sclerophages formosus):

Suhu pH Oksigen Umur Indukan Jumlah Telur
27-29C 6.8-7.5 >5 > 4 Tahun 20-100

Bak Pemijahan Ikan Arwana (Sclerophages formosus):

  • Masukan sekitar 6 ikan arwana dalam kolam semen berukuran 5x5 meter dengan kedalaman 50 cm. Pasanglah jaring plastik mengelilingi kolam setidaknya setinggi 75 cm dari permukaan air untuk mencegah ikan melompat keluar.
  • Masukan beberapa akar kayu bakau untuk menciptakan kondisi alami di sudut kolam sebagai daerah memijah. Material batu dan pasir sebaiknya tidak digunakan karena akan menyebabkan luka pada ikan. Daerah memijah sebaiknya terlindungi dari cahaya langsung dan pastikan daerah tersebut bukan daerah yang ramai, berisik, atau tempat lalu lalang orang. Indukan dipelihara di kolam ini sampai ikan mencapai kematangan atau siuap kawin dan memijah.

Kualitas Air Ikan Arwana (Sclerophages formosus):

  • Kondisi air harus dibuat semirip mungkin dengan lokasi ikan-ikan ini berasal. Biasanya pH berkisar antara 6.8 – 7.5 dan suhu 27-29 derajat celcius. Penggantian air harus dilakukan secara rutin setiap hari, yaitu sekitar 30-35% dari volume total. Ketinggian air dijaga sekitar 50-75 cm.
  • Pakan Ikan Arwana (Sclerophages formosus)
  • Pakan yang diberikan merupakan gabungan diet berupa pellet 32% protein dan beragam pakan hidup berupa ikan mas dan udang atau potongan daging dan kepiting.
  • Pakan diberikan sekitar 2% dari berat tubuh ikan setiap hari dengan dibagi menjadi 2 kali pemberian pakan.

Matang Kelamin Ikan Arwana (Sclerophages formosus):

  • Ikan matang kelamin sekitar 4 tahun dengan panjang tubuh sekitar 45-60 cm. Musim memijah biasanya berkisar di bulan juli dan desember. Saat di alam, ikan jantan akan memelihara telur di dalam rongga mulutnya selama 2 bulan sampai benih benar-benar bisa berenang bebas.
  • Di dalam ovarium ikan arwana betina mengandung 20-30 telur dengan diameter 0,8 – 1,9 cm. Pada jenis dan ukuran tertentu, ada betina arwana yang dapat menghasilkan hingga 60 telur.

Membedakan Jantan dan Betina Ikan Arwana (Sclerophages formosus):

Perbedaan jenis kelamin ikan arwana hanya dapat diketahui saat ikan beranjak dewasa, sekitar usia 3-4 tahun. Perbedaan kelamin juga dapat diketahui dari ukuran tubuh dan ukuran rongga mulut. Ikan jantan biasanya lebih ramping dan lebar dari punggung ke perut. Mulut ikan jantan lebih besar dan warnanya lebih cerah dibandingkan ikan betina. Mulut ikan yang lebih besar dan rahang yang lebih lebar ke arah bawah digunakan untuk memelihara telur di rongga buccal milik ikan jantan. Ukuran kepala si jantan juga lebih besar. Dari segi perilaku, si jantan juga agresif dan selalu unggul saat berebut makanan.

Proses Pemijahan Ikan Arwana (Sclerophages formosus):

  • Pemijahan akan dimulai sekitar seminggu sampai sampai sebulan sebelumnya. Saat malam hari, biasanya ikan akan berenang di sekitar permukaan sambil mendesak sehingga menciptakan cipratan air. Mereka saling melingkarkan tubuh, mulut ke ekor masing-masing jenis.
  • Jika sudah tiba waktunya, ikan betina akan mengeluarkan telur dan pada saat yang sama pejantan akan membuahi dengan mengeluarkan sp[ermanya, kemudian memasukan telur yang dibuahi tadi ke dalam mulutnya.
  • Telur berdiameter sekitar 8-10mm dan masih tampak seperti kuning telur satu minggu setelah pembuahan. Setelah menetas, anak-anak ikan ini masih berada di mulut arwana jantan selama 7-8 minggu sampai kuning telurnya benar-benar habis. Larva ini bebas dari induknya saat ukuran tubuhnya sekitar 45mm.

Identifikasi Pejantan Ikan Arwana (Sclerophages formosus):

Ikan jantan sangat mudah diketahui saat memelihara anakan di mulutnya. Yaitu adanya perilaku tidak mau makan karena ada anak di mulutnya. Selain itu, terjadi perubaahan bentuk rahang menjadi sedemikian lebar dibanding saat belum terisi larva ikan.

Panen Larva Arwana Ikan Arwana (Sclerophages formosus):

  • Waktu inkubasi atau waktu yang dimulai dari pembuahan sampai larva dilepaskan induknya adalah sekitar 8 minggu. Untuk memperpendek waktu larva di mulut induknya dapat dilakukan panen ikan secara paksa dengan membuka mulut ikan jantan. Hal ini dilakukan 30 hari setelah pembuahan.
  • Ikan jantan diambil dengan menggunakan jala halus, kemudian secara pelan-pelan rahang ikan dibuka dengan menekan secara pelan rahang bawah ke arah bawah.
  • Terdapat dua orang yang bertugas membuka mulut ikan jantan. Seorang memegang tubuh ikan, sementara orang kedua memegang rahang ikan dan membukanya. Saat memegang ikan, sebaiknya gunakan handuk basah supaya ikan jantan tidak terluka karena meronta saat dibuka mulutnya.
  • Jumlah larva yang dihasilkan ikan ini berkisar antara 20-60 ekor, tergantung pada jenis, genetis, dan ukuran ikan betina.

Memelihara Benih Ikan Arwana (Sclerophages formosus):

  • Larva yang sudah dihasilkan ikan arwana selanjutnya diinkubasi di akuarium yang berukuran 90x45x45cm. Pertahankan suhu air dalam akuraium pada kisaran 27-29 derajat celcius dengan heater dan beri aerator.
  • Untuk mencegah bakteri dan jamur dapat ditambahkan 2 ppm acrivlafin cair. Dengan cara pemeliharaan in vitro ini, biasanya tingkat keberhasilan hidup anak arwana sekitar 90-100%.
  • Selama seminggu pertama, saat larva masih mempunyai cadangan makanan berupa kuning telur, mereka hanya tergolek di dasar aquarium. Saat kuning telurnya mulai mengecil, mereka akan berusaha berenang.
  • Setelah 8 minggu. Ikan mulai berenang bebas karena kuning telurnya sudah habis. Pada saat itu, panjang tubuhnya sekitar 8,5 cm.

Membesarkan Benih Ikan Arwana (Sclerophages formosus):

  • Pada saat memasuki minggu ke 7, ikan sudah dapat diberi pakan anakan ikan guppy atau cacing suter. Pakan hidup diberikan supaya tidak terjadi saling serang diantara calon karnivora tersebut.
  • Pada saat itu, sebaiknya air aquarium disifon setiap hari dan diganti dengan air yang berkualitas sama dengan di akuarium pemeliharaan benih.
  • Ikan yang sudah berukuran 10-12 cm dapat mulaiu diberi pakan udang atau potongan daging. Untuk menambah warnanya agar lebih cemerlang dan merangsang sel chromatopora maka dapat diberikan lampu sekitar 12 jam sehari.
  • Setelah 6-7 bulan, ikan akan mencapai ukuran sekitar 20-25 cm.

Fase Kritis Ikan Arwana (Sclerophages formosus):

Fase krusial budidaya ikan ini adalah indukan mudah mnegalami beragam penyakit seperti fin rot, mata berawan, dan infeksi cacing jangkar. Semua dapat dicegah dengan perawatan yang baik dan meningkatkan kualitas air.

Demikian Info terbaru dari kami yang berjudul Cara Mudah Pembenihan Budidaya Ikan Arwana, jika memang perlu anda juga dapat melihat Cara Pemijahan Budidaya Ikan Bandeng Hasil Maksimal agar dapat menjadi bahan pertimbangan bagi anda untuk melakukan budidaya. Semoga Sukses dan Terima Kasih

Cara Pemijahan Budidaya Ikan Bandeng Hasil Maksimal

Cara Pemijahan Budidaya Ikan Bandeng Hasil Maksimal - Ikan bandeng merupakan jenis ikan memiliki protein tinggi. ikan Bandeng adalah ikan yang mengonsumsi makanan berupa tumbuhan dengan berat kisaran 0,6 kg pada usia 5-6 bulan. Usia tersebut merupakan waktu yang tepat untuk panen budidaya ikan bandeng. Ada beberapa tahap dalam melakukan budidaya ikan bandeng. Indukan Bandeng dengan kualitas unggul akan menurunkan sifat-sifatnya kepada anaknya.




Gerakan Lincah dan normal, Bentuk Normal, Perbandingan panjang dan berat ideal, Ukuran Kepala Relatif Kecil, Diantara satu peranakan pertumbuhanya paling cepat, Susunan Sisik Teratur, Licin, Mengkilat, tidak ada yang luka.

Ikan Bandeng digolongkan sebagai ikan Herbivora atau pemakan tumbuhan, jika dipelihara di dalam tambak, ikan ini lebih suka memakan “klekap” yaitu kehidupan komplek yang terdiri dari ganggang kersik (Bacillariopyceae), bakteri, protozoa, cacing dan udang renik yang sering juga disebut “Microbenthic Biological Complex”, yang berada di dasar perairan

Ikan bandeng termasuk dalam famili Chanidae (milk fish) yaitu jenis ikan yang mempunyai bentuk memanjang, padat, pipih (compress) dan oval.

Menurut (Alam Ikan 1) taksonomi dan klasifikasi ikan bandeng adalah sebagai berikut :

Kingdom : Animalia
Filum       : Chordata
Subfilum  : Vertebrata
Kelas        : Osteichthyes
Subkelas   : Teleostei
Ordo         : Malacopterygii
Famili       : Chanidae
Genus       : Chanos
Spesies     : Chanos chanos Forskall
Nama dagang : Milkfish
Nama lokal : Bolu, muloh, ikan agam

CIRI-CIRI BENTUK IKAN JANTAN DAN BETINA:

Suhu     Jumlah Telur             Umur Reproduksi       PH         Oksigen Kecerahan
26-31     10.000-1.000.000       3-5 tahun                8-9 > 3      20-40 cm


Ciri-ciri Bandeng                Sisik                                      Perut
Jantan             Cerah mengkilap keperakkan,          Punya 2 lubang anus kecil
Betina            Cerah mengkilap keperakkan,     Perutnya yang agak buncit, dan terdapat 3 buah lubang


KRITERIA KOLAM PEMIJAHAN PEMBENIHAN IKAN BANDENG:

Persiapan Makanan untuk benih-benih ikan bandeng, karena jumlah anakan ikan bandeng sangat banyak perlu diperhatikan jumlah makanan yang tersedia, seperti Chlorella sp dan Rotifera. Ikan bandeng yang rata-rata bertelur lebih dari 100.000 telur memberikan dampak cepatnya, jumlah makanan yang disediakan akan habis. Makan perlu budidaya tambahan, seperti budidaya Chlorella, budidaya rotifera dan budidaya artemia. Setelah persiapan makanan selesai persiapan selanjutnya sebagai berikut :

PERSIAPAN WADAH UNTUK INDUKAN:

  • Persiapan Kolam dan Wadah Pengangkutan: Syarat Fasilitas budidaya higienis, siap dipakai dan bebas cemaran.
  • Bak pengankutan dan kolam, sebelum digunakan dibersihkan atau dicuci dengan sabun detergen dan disikat lalu dikeringkan 2-3 hari.
  • Pembersihan bak dapat juga dilakukan dengan cara membasuh bagian dalam bak kain yang dicelupkan ke dalam chlorine 150 ppm (150 mil larutan chlorine 10% dalam 1 m 3 air) dan didiamkan selama 1~2 jam dan dinetralisir dengan larutan Natrium thiosulfat dengan dosis 40 ppm atau desinfektan lain formalin 50 ppm.
  • Menyiapkan alat-alat budidaya seperti pompa, genset dan blower untuk mengantisipasi kerusakan pada saat proses produksi.

PERSIAPAN INDUKAN IKAN BANDENG:

Memilih Induk dengan kualitas unggul akan menurunkan sifat-sifatnya kepada keturunannya,
Ciri-cirinya :

  • Bentuk ikan bandeng normal, perbandingan panjang dan berat ideal.
  • Ukuran kepala relatif kecil, diantara satu peranakan pertumbuhannya paling cepat.
  • Susunan sisik teratur, licin, mengkilat, tidak ada luka.
  • Gerakan lincah dan normal.

PEMILIHAN INDUKAN IKAN BANDENG:

  • Ikan bandeng memiliki Berat induk lebih dari 5 kg atau panjang antara 55~60 cm
  • Pemeriksaan jenis kelamin dilakukan dengan cara mem-bius ikan dengan 2 phenoxyethanol dosis 200~300 ppm. Setelah ikan melemah kanula dimasukan ke-lubang kelamin sedalam 20~40 cm tergantung dari panjang ikan dan dihisap. Pemijahan (striping) dapat juga dilakukan terutama untuk induk jantan.
  • Diameter telur yang diperoleh melalui kanulasi dapat digunakan untuk menentukan tingkat kematangan gonad. Induk yang mengandung telur berdiameter lebih dari 750 mikron sudah siap untuk dipijahkan.
  • Induk jantan yang siap dipijahkan adalah yang mengandung sperma tingkat III yaitu pejantan yang mengeluarkan sperma cukuk banyak sewaktu dipijat dari bagian perut kearah lubang kelamin.

PERAWATAN INDUKAN IKAN BANDENG:

  • Perawatan Induk ikan bandeng berbobot 4~6 kg/ekor dipelihara pada kepadatan satu ekor per 2~4 m 3 dalam bak berbentuk bundar yang dilengkapi aerasi sampai kedalaman 2 meter.
  • Pergantian air 150 % per hari dan sisa makanan disiphon setiap 3 hari sekali. Ukuran bak induk lebih besar dari 30 ton.
  • Pemberian pakan dengan kandungan protein sekitar 35 % dan lemak 6~8 % diberikan 2~3 % dari bobot bio per hari diberikan 2 kali per hari yaitu pagi dan masa sore.
  • Salinitas 30~35 ppt, oksigen terlarut . 5 ppm, amoniak < 0,01 ppm, asam belerang < 0,001 ppm, nirit < 1,0 ppm, pH; 7~85 suhu 27~33 0 C. KEMATANGAN GONAD IKAN BANDENG: Ikan bandeng akan mengalami kedewasan. Untuk mematangkan gonad ikan, memungkinkan jumlah maksimal telur yang dikeluarkan akan lebih banyak dari pada pemijahan alami, bisa melebihi 10 x lipat pemijahan alami. Penyuntikan Hormon, cara penyuntikan dan implantasi menggunakan implanter khusus. Jenis hormon yang lazim digunakan untuk mengacu pematangan gonad dan pemijahan bandeng LHRH –a, 17 alpha methiltestoteron dan HCG. Implantasi pelet hormon dilakukan setiap bulan pada pagi hari saat pemantauan perkembangan gonad induk jantan maupun betina dilakukan LHRH-a dan 17 alpha methiltestoteren masing-masing dengan dosis 100~200 mikron per ekor (berat induk 3,5 sampai 7 kg). CARA PEMBENIHAN BUDIDAYA IKAN BANDENG: CARA PEMIJAHAN SECARA ALAMI: Ukuran bak induk 30-100 ton dengan kedalaman 1,5-3,0 meter berbentuk bulat dilengkapi aerasi kuat menggunakan “diffuser” sampai dasar bak serta ditutup dengan jaring. Pergantian air minimal 150 % setiap hari. Kepadatan tidak lebih dari satu induk per 2-4 m3 air. Pemijahan umumnya pada malam hari. Induk jantan mengeluarkan sperma dan induk betina mengeluarkan telur sehingga fertilisasi terjadi secara eksternal. CARA PEMIJAHAN BUATAN: Pemijahan buatan dilakukan melalui rangsangan hormonal. Hormon berbentuk cair diberikan pada saat induk jantan dan betina sudah matang gonad sedang hormon berbentuk padat diberikan setiap bulan (implantasi). Induk bandeng akan memijah setelah 2-15 kali implantasi tergantung dari tingkat kematangan gonad. Hormon yang digunakan untuk implantasi biasanya LHRH –a dan 17 alpha methyltestoterone pada dosis masing-masing 100-200 mikron per ekor induk (> 4 Kg beratnya).
  • Pemijahan induk betina yang mengandung telur berdiameter lebih dari 750 mikron atau induk jantan yang mengandung sperma tingkat tiga dapat dipercepat dengan penyuntikan hormon LHRH- a pada dosis 5.000-10.000IU per Kg berat tubuh.
  • Volume bak 10-20 kedalaman 1,5-3,0 meter berbentuk bulat terbuat dari serat kaca atau beton ditutup dengan jaring dihindarkan dari kilasan cahaya pada malam hari untuk mencegah induk meloncat keluar tangki.

PENANGANAN TELUR IKAN BANDENG:

  • Telur ikan bandeng yang dibuahi berwarna transparan, mengapung pada salinitas > 30 ppt, sedang tidak dibuahi akan tenggelam dan berwarna putih keruh.
  • Selama inkubasi, telur harus diaerasi yang cukup hingga telur pada tingkat embrio. Sesaat sebelum telur dipindahkan aerasi dihentikan. Selanjutnya telur yang mengapung dipindahkan secara hati-hati ke dalam bak penetasan/perawatan larva. Kepadatan telur yang ideal dalam bak penetasan antara 20-30 butir per liter.
  • Masa kritis telur terjadi antara 4-8 jam setelah pembuahan. Dalam keadaan tersebut penanganan dilakukan dengan sangat hati-hati untuk menghindarkan benturan antar telur yang dapat mengakibatkan menurunnya daya tetas telur. Pengangkatan telur pada fase ini belum bisa dilakukan.
  • Setelah telur dipanen dilakukan desinfeksi telur yang menggunakan larutan formalin 40 % selama 10-15 menit untuk menghindarkan telur dari bakteri, penyakit dan parasit.

PEMELIHARAAN LARVA IKAN BANDENG:

  • Air media pemeliharaan larva yang bebas dari pencemaran, suhu 27-31 0 C salinitas 30 ppt, pH 8 dan oksigen 5-7 ppm diisikan kedalam bak tidak kurang dari 100 cm yang sudah dipersiapkan dan dilengkapi sistem aerasi dan batu aerasi dipasang dengan jarak antara 100 cm batu aerasi.
  • Larva umur 0-2 hari kebutuhan makananya masih dipenuhi oleh kuning telur sebagai cadangan makanannya. Setelah hari kedua setelah ditetaskan diberi pakan alami yaitu chlorella dan rotifera. Masa pemeliharaan berlangsung 21-25 hari saat larva sudah berubah menjadi Benih / nener.
  • Pada hari ke nol telur-telur yang tidak menetes, cangkang telur larva yang baru menetas perlu disiphon sampai hari ke 8-10 larva dipelihara pada kondisi air stagnan dan setelah hari ke 10 dilakukan pergantian air 10% meningkat secara bertahap sampai 100% menjelang panen.
  • Masa kritis dalam pemeliharaan larva biasanya terjadi mulai hari ke 3-4 sampai ke 7-8. Untuk mengurangi jumlah kematian larva, jumlah pakan yang diberikan dan kualitas air pemeluharan perlu terus dipertahankan pada kisaran optimal.
  • Benih / Nener yang tumbuh normal dan sehat umumnya berukuran panjang 12-16 mm dan berat 0,006-0,012 gram dapat dipelihara sampai umur 25 hari saat penampakan morfologisnya sudah menyamai bandeng dewasa.

PEMBERIAN MAKANAN ALAMI:

  • Menjelang umur 2-3 hari atau 60-72 jam setelah menetas, larva sudah harus diberi rotifera (Brachionus plicatilis) sebagai makanan sedang air media diperkaya chlorella sp sebagai makanan rotifera dan pengurai metabolit.
  • Kepadatan rotifera pada awal pemberian 5-10 ind/ml dan meningkat jumlahnya sampai 15-20 ind/ml mulai umur larva mencapai 10 hari. Berdasarkan kepadatan larva 40 ekor/liter, jumlah chlorella : rotifer : larva = 2.500.000: 250 : 1 pada awal pemeliharaan atau sebelum 10 hari setelah menetas, atau = 5.000.000 : 500:1 mulai hari ke 10 setelah menetas.
  • Pakan buatan (artificial feed) diberikan apabila jumlah rotifera tidak mencukupi pada saat larva berumur lebih dari 10 hari (Lampiran VIII.2). Sedangkan penambahan Naupli artemia tidak mutlak diberikan tergantung dari kesediaan makanan alami yang ada.
  • Perbandingan yang baik antara pakan alami dan pakan buatan bagi larva bandeng 1 : 1 dalam satuan jumlah partikel. Pakan buatan yang diberikan sebaiknya berukuran sesuai dengan bukaan mulut larva pada tiap tingkat umur dan mengandung protein sekitar 52%. Berupa. Pakan buatan komersial yang biasa diberikan untuk larva udang dapat digunakan sebagai pakan larva bandeng.

PANEN BENIH IKAN BANDENG:

PANEN DAN DISTRIBUSI TELUR:

  • Dengan memanfaatkan arus air dalam tangki pemijahan, telur yang telah dibuahi dapat dikumpulkan dalam bak penampungan telur berukuran 1x5,5x0,5 m yang dilengkapi saringan berukuran 40x40x50 cm, biasa disebut egg collector, yang ditempatkan di bawah ujung luar saluran pembuangan. Pemanenan telur dari bak penampungan dapat dilakukan dengan menggunakan plankton net berukuran mata 200-300 mikron dengan cara diserok.
  • Telur yang terambil dipindahkan ke dalam akuarium volume 30-100 liter, diareasi selama 15-30 menit dan didesinfeksi dengan formalin 40 % pada dosis 10 ppm selama 10-15 menit sebelum diseleksi. Sortasi telur dilakukan dengan cara meningkatkan salinitas air sampai 40 ppt dan menghentikan aerasi. Telur yang baik terapung atau melayang dan yang tidak baik mengendap.
  • Persentasi telur yang baik untuk pemeliharaan selanjutnya harus lebih dari 50 %. Kalau persentasi yang baik kurang dari 50 %, sebaiknya telur dibuang. Telur yang baik hasil sortasi dipindahkan kedalam pemeliharaan larva atau dipersiapkan untuk didistribusikan ke konsumen yang memerlukan dan masih berada pada jarak yang dapat dijangkau sebelum telur menetas ( ± 12 jam).

DISTRIBUSI TELUR:

  • Pengangkutan telur dapat dilakukan secara tertutup menggunakan kantong plastik berukuran 40x60 cm, dengan ketebalan 0,05 – 0,08 mm yang diisi air dan oksigen murni dengan perbandingan volume 1:2 dan dipak dalam kotak styrofoam.
  • Makin lama transportasi dilakukan disarankan makin banyak oksigen yang harus ditambahkan. Kepadatan maksimal untuk lama angkut 8 – 16 jam pada suhu air antara 20 – 25 0 C berkisar 7.500-10.000 butir/liter.
  • Suhu air dapat dipertahankan tetap rendah dengan cara menempatkan es dalam kotak di luar kantong plastik.
  • Pengangkutan sebaiknya dilakukan pada pagi hari untuk mencegah telur menetas selama transportasi. Ditempat tujuan, sebelum kantong plastik pengangkut dibuka sebaiknya dilakukan penyamaan suhu air lainnya.
  • Apabila kondisi air dalam kantong dan diluar kantong sama maka telur dapat segera dicurahkan ke luar.

PANEN DAN DISTRIBUSI BENIH ATAU NENER:

  • Pemanenen sebaiknya diawali dengan pengurangan volume air, dalam tangki benih kemudian diikuti dengan menggunakan alat panen yang dapat disesuaikan dengan ukuran Benih / nener, memenuhi persyaratan hygienis dan ekonomis.
  • Serok yang digunakan untuk memanen benih harus dibuat dari bahan yang halus dan lunak berukuran mata jaring 0,05 mm (gambar XI.3) supaya tidak melukai Benih / nener.
  • Benih / Nener tidak perlu diberi pakan sebelum dipanen untuk mencegah penumpukan metabolit yang dapat menghasilkan amoniak dan mengurangi oksigen terlarut secara nyata dalam wadah pengangkutan.

PANEN DAN DISTRIBUSI INDUK:

  • Panen induk harus diperhatikan kondisi pasang surut air dalam kondisi air surut volume air tambak dikurangi, kemudian diikuti penangkapan dengan alat jaring yang disesuaikan ukuran induk, dilakukan oleh tenaga yang terampil serta cermat. Seser / serok penangkap sebaiknya berukuran mata jaring 1 cm agar tidak melukai induk.
  • Pemindahan induk dari tambak harus menggunakan kantong plastik yang kuat, diberi oksigen serta suhu air dibuat rendah supaya induk tidak luka dan mengurangi stress.
  • Pengangkutan induk dapat menggunakan kantong plastik, serat gelas ukuran 2 m 3 , oksigen murni selama distribusi. Kepadatan induk dalam wadah 10 ekor/m 3 tergantung lama transportasi.
  • Suhu rendah antara 25 – 27 0 C dan salinitas rendah antara 10-15 ppt dapat mengurangi metabolisme dan stress akibat transportasi. Aklimatisasi induk setelah transportasi sangat dianjurkan untuk mempercepat kondisi induk pulih kembali.


Seperti itulah ulasan mengenai Cara Pemijahan Budidaya Ikan Bandeng Hasil Maksimal yang dapat kita berikan, jangan lupa kunjungi juga Cara Pemijahan Budidaya Ikan Kakap Putih Di Jaring Apung sebagai alternatif untuk anda melakukan budidaya. Sekian dan Terimakasih

Cara Pemijahan Budidaya Ikan Kakap Putih Di Jaring Apung

Cara Pemijahan Budidaya Ikan Kakap Putih Di Jaring Apung - Ikan Kakap putih adalah ikan yang tergolong ikan dasar yang hidup di air laut ini mempunyai toleransi yang cukup besar terhadap kadar garam (Euryhaline) dan merupakan ikan katadromous (dibesarkan di air tawar dan kawin di air laut).

Sifat-sifat kakap putih tersebut yang menyebabkan ikan kakap putih dapat dibudidayakan di laut, tambak maupun air tawar. Kakap putih di indonesi dikenal dengan nama seperti: pelak, petakan, cabek, cabik (Jawa Tengah dan Jawa Timur), dubit tekong (Madura), talungtar, pica-pica, kaca-kaca (Sulawesi).




Parameter Ikan Kakap Putih:

Suhu Salinitas Oksigen pH Jumlah telur
29-32 30-34 5-7 mg/liter 7-8,5 500.000-3.500.000

Klasifikasi Ikan Kakap Putih :

Phillum : Chordata
Sub phillum : Vertebrata
Klas : Pisces
Subclas : Teleostei
Ordo : Percomorphi
Famili : Centroponidae
Genus : Lates
Species : Lates calcarifer (Block)

1. CIRI IKAN KAKAP PUTIH

Ciri-ciri morfologis kakap putih antara lain adalah:

  • Kakap putih memiliki Badan memanjang, gepeng dan batang sirip ekor lebar.
  • Pada waktu masih burayak (umur 1 ~ 3 bulan) warnanya gelap dan setelah menjadi gelondongan (umur 3 ~ 5 bulan) warnanya terang dengan bagian punggung berwarna coklat kebiru-biruan yang selanjutnya berubah menjadi keabu-abuan dengan sirip berwarna abu-abu gelap.
  • Mata berwarna merah cemerlang.
  • Mulut lebar, sedikit serong dengan geligi halus.
  • Bagian atas penutup insang terdapat lubang kuping bergerigi.
  • Sirip punggung berjari-jari keras 3 dan lemah 7 ~ 8. Sedangkan bentuk sirip ekor bulat.

2. PEMILIHAN LOKASI BUDIDAYA IKAN KAKAP PUTIH

Beberapa persyaratan teknis yang harus di penuhi untuk lokasi budidaya ikan kakap putih di laut adalah:

  • Perairan pantai/ laut yang terlindung dari angin dan gelombang
  • Kedalaman air yang baik untuk pertumbuhan ikan kakap putih berkisar antara 5 ~ 7 meter.
  • Pergerakan air yang cukup baik dengan kecepatan arus 20-40 cm/detik.
  • Kadar garam 27 ~ 32 ppt, suhu air 28 ~ 30 0 C dan oksigen terlarut 7 ~ 8 ppm
  • Benih mudah diperoleh.
  • Bebas dari pencemaran dan mudah dijangkau.
  • Tenaga kerja cukup tersedia dan terampil.

3. SARANA DAN ALAT BUDIDAYA

Budidaya mengguna keramba jaring apung (floating net cage) dengan metode operasional secara mono kultur. Dengan bagian jaring apung sebagai berikut:

a. Jaring Apung Budidaya Kakap Putih

Jaring terbuat dari bahan:
Bahan: Jaring PE 210 D/18 dengan ukuran lebar mata 1 ~ 1,25”, guna untuk menjaga jangan sampai ada ikan peliharaan yang lolos keluar.
Ukuran: 3 m x 3 m x 3 m
1 Unit Pembesaran: 6 jaring (4 terpasang dan 2 jaring cadangan)

b. Kerangka/Rakit Budidaya Kakap Putih

Kerangkan berfungsi sebagai tempat peletakan kurungan.
Bahan: Bambu atau kayu
Ukuran: 8 m x 8 m

c. Pelampung Budidaya Kakap Putih

Pelampung berpungsi untuk mengapungkan seluruh sarana budidaya atau barang lain yang diperlukan untuk kepentingan pengelolaan
Jenis: Drum (Volume 120 liter)
Jumlah: 9 buah.

d. Jangkar Budidaya Kakap Putih

Agar seluruh sarana budidaya tidak bergeser dari tempatnya akibat pengaruh angin, gelombang digunakan jangkar.
Jenis yang dipakai: Besi atau beton (40 kg).
Jumlah : 4 buah
Panjang tali : Minimal 1,5 kali ke dalam air

e. Ukuran benih yang akan Dipelihara: 50-75 gram/ekor

f. Pakan yang digunakan: ikan rucah

g. Perahu : Jukung

h. Peralatan lain : ember,serok ikan, keranjang, gunting dll

i. Konstruksi wadah pemeliharaan

Perakitan karamba jaring bisa dilakukan di darat dengan terlebih dahulu dilakukan pembuatan kerangka rakit sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan. Kerangka ditempatkan di lokasi budidaya yang telah direntukan dan agar tetap pada tempatnya (tidak terbawa arus) diberi jangkar sebanyak 4 buah.Jaring apung apa yang telah dibuat berbentuk bujur sangkar pada kerangka rakit dengan cara mengikat keempat sudut kerangka.

4. OPERASIONAL

a. Metode Pemeliharaan

  • Benih ikan yang sudah mencapai ukuran 50-70 gram/ekor dari hasil pendederan , selanjutnya dipelihara dalam kurungan yang telah disiapkan.
  • Penebaran benih ke dalam karamba/jaring apung dilakukan pada kegiatan sore hari dengan adaptasi terlebih dahulu. Padat penebaran yang ditetapkan adalah 50 ekor/m 3 volume air.
  • Pemberian Pakan Budidaya Kakap Putih
  • Pemberian pakan dilakukan 2 kali sehari pada pagi dan sore hari dengan takaran pakan 8-10% botol total badan perhari.
  • Jenis pakan yang diberikan adalah ikan rucah (trash fish). Konversi pakan yang digunakan adalah 6:1 dalam arti untuk menghasilkan 1 kg daging diperlukan pakan 6 kg. Selama periode pemeliharan yaitu 5-6 bulan, dilakukan pembersihan kotoran yang menempel pada jaring, yang disebabkan oleh teritif, algae, kerang-kerangan dll.

b. Pembersihan Jaring Apung Budidaya Kakap Putih:

  • Penempelan organisme sangat menggangu pertukaran air dan menyebabkan kurungan bertambah berat. Pembersihan kotoran dilakukan secara periodik paing sedikit 1 bulan sekali dilakukan secara berkala atau bisa juga tergantung kepada banyak sedikitnya organisme yang menempel.
  • Penempelan oleh algae dapat ditanggulangi dengan memasukkan beberapa ekor ikan herbivora (Siganus sp.) ke dalam kurungan agar dapat memakan algae tersebut.
  • Pembersihan kurungan dapat dilakukan dengan cara menyikat atau menyemprot dengan air bertekanan tinggi.

c. Pengontrolan Ikan Budidaya Kakap Putih:

  • Selain pengelolaan terhadap sarana /jaring, pengelolaan terhadap ikan peliharaan juga termasuk kegiatan pemeliharaan yang harus dilakukan.
  • Setiap hari dilakukan pengontrolan terhadap ikan peliharaan secara berkala, guna untuk menghindari sifat kanibalisme atau kerusakan fisik pada ikan.
  • Disamping itu juga untuk menghindari terjadinya pertumbuhan yang tidak seragam karena adanya persaingan dalam mendapatkan makanan.
  • Penggolongan ukuran (grading) harus dilakukan bila dari hasil pengontrolan terlihat ukuran ikan yang tidak seragam. Dalam melakukan pengontrolan, perlu dihindari jangan sampai terjadi stress.

5. PANEN

  • Lama pemeliharan mulai dari awal penebaran sampai mencapai ukuran ± 500 gram/ekor diperlukan waktu 5-6 bulan.
  • Dengan tingkat kelulusan hidup/survival rate sebesar 90% akan didapat produksi sebesar 2.250 kg/unit/periode budidaya.
  • Pemanenan dilakukan dengan cara mengangkat jaring keluar rakit, kemudian dilakukan penyerokan.

6. PENYAKIT

Ikan kakap putih ini termasuk diantara jenis-jenis ikan teleostei. Ikan jenis ini sering kali diserang virus, bakteri dan jamur.

Gejala-gejala ikan yang terserang penyakit antara lain adalah, kurang nafsu makan, kelainan tingkah laku, kelainan bentuk tubuh dll. Tindakan yang dapat dilakukan dalam mengantisipasi penyakit ini adalah:
  • Menghentikan pemberian pakan terhadap ikan dan menggantinya dengan jenis yang lain
  • Memisahkan ikan yang terserang penyakit, serta mengurangi kepadatan
  • Memberikan obat sesuai dengan dosis yang telah ditentukan.

Begitulah informasi yang dapat kami sampaikan mengenai Cara Pemijahan Budidaya Ikan Kakap Putih Di Jaring Apung semoga dapat menambah wawasan anda. Dan jangan lupa kunjungi juga Cara Budidaya Rumput Laut Yang Berkualitas untuk anda. Terima Kasih dan sukses selalu.

Cara Budidaya Rumput Laut Yang Berkualitas

Cara Budidaya Rumput Laut Yang Berkualitas - Metode budidaya rumput laut di lautan ada 3 cara yaitu lepas dasar, rakit apung dan metode long line. Industri rumput laut yang semakin dicari pengelola produk rumput laut, menjadi nilai ekonomis rumput laut, cukup mengiurkan. Rumput laut seperti Ucheuma cottoni merupakan salah satu jenis rumput laut merah dan berubah nama menjadi Kappaphycus alvarezii karena keraginan yang dihasilkan termasuk fraksi kappa-karaginan. Umumnya Eucheuma tumbuh dengan baik di daerah pantai terumbu. Habitat khasnya adalah daerah yang memperoleh aliran air laut yang tetap, variasi suhu harian yang kecil dan substrat batu karang mati.

Rumput laut Eucheuma mempunyai peranan penting dalam dunia perdagangan internasional sebagai penghasil ekstrak keraginan, sehingga memiliki nilai ekspor yang sangat baik. Kadar keraginan dalam setiap spesies Eucheuma berkisar antara 54 - 73 % tergantung pada jenis dan lokasi tempat tumbuhnya.



PERSYARATAN BUDIDAYA:

Lingkungan yang cocok untuk budidaya Eucheuma adalah :

Substrat stabil, terlindung dari ombak yang kuat dan umumnya di daerah terumbu karang. Kedalaman air pada surut terendah 1 - 30 cm. Perairan dilalui arus tetap dari laut lepas sepanjang pantai. Kecepatan arus antara 20 - 40 m/menit.Jauh dari muara sungai, tidak mengandung lumpur dan airnya jernih.Suhu air berkisar 27 - 28oC, salinitas berkisar 30 - 37 ppt dan pH 6,5 - 8,5.

METODE BUDIDAYA:

Beberapa metode budidaya rumput laut jenis ini adalah sebagai berikut:

Metode Lepas Dasar digunakan pada dasar perairan berpasir atau berlumpur pasir, sehingga memudahkan menancapkan patok/tiang pancang.
Metode Rakit Apung dilakukan pada perairan berkarang, karena pergerakan air didominasi ombak, sehingga penanamannya dengan menggunakan rakit bambu/kayu.
Metode Long Line menggunakan tali panjang 50 - 100 m yang dibentangkan, dan pada kedua ujungnya diberi jangkar serta pelampung besar. Setiap 25 m diberi pelampung utama terbuat dari drum plastik.

Proses Pengikatan dan Peletakkan Rumput Laut:

Pilih bibit rumput laut yang baik dengan ciri-ciri sebagai berikut:
  • Bercabang banyak dan rimbun
  • Tidak terdapat bercak
  • Tidak terkelupas
  • Warna cerah
  • Umur 25 - 35 hari
  • Sebaiknya dikumpulkan dari perairan pantai sekitar lokasi dan jumlahnya sesuai dengan kebutuhan.


PERAWATAN TEMPAT RUMPUT LAUT:

Perawatan Tempat Rumput Laut sebagai berikut:
  • Pada saat pengangkutan bibit tetap terendam didalam air laut dengan menggunakan kotak styrofoam atau karton berlapis plastik.lalu Bibit disusun berlapis dan berselang-seling antara pangkal tallus dan ujung tallus dan antara lapisan dibatasi dengan kain yang sudah dibasahi air laut.
  • Hindari bibit agar tidak terkena minyak, kehujanan maupun kekeringan.
  • selanjutnya Bibit diikat dengan tali raffia pada tali penggantung.
  • Penanaman bisa langsung dikerjakan dengan cara merentangkan tali Ris yang telah berisi ikatan tanaman. Pada tali Ris utama, posisi tanaman sekitar 30 cm didasar perairan.
  • Patok dari kayu berdiameter sekitar 5 cm panjang 1 m dan runcing pada ujung bawahnya. Jarak antara patok untuk merentangkan tali Ris sekitar 2,5 m.
  • Setiap patok yang berjajar dihubungkan dengan tali Ris Polyethylen (PE) berdiameter 8 mm. Adapun jarak ideal antara tali rentang sekitar 20 - 25 cm.


PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN:

Perawatan dan Pemeliharaan rumput laut adalah sebagai berikut:

  • Bersihkan tallus dari tumbuhan liar dan lumpur yang menempel, sehingga tidak menghalangi tanaman dari sinar matahari.
  • Bersihkan tali penggantung dari sampah atau tumbuhan liar.
  • Periksa keutuhan tali gantungan, perbaiki jika ada yang putus atau kencangkan jika tali agak kendor atau ganti dengan tali yang baru.
  • Periksa tanaman dari gangguan penyakit.
  • Hama lain rumput lain yang harus diwaspadai antara lain larva bulu babi, teripang, ikan-ikan herbivora seperti baronang.


PEMANENAN DAN PENGERINGAN:

Pemanenan dan Pengeringan rumput laut sebagai berikut:
  • Waktu pemanenan tergantung dari tujuannya. Untuk mendapatkan bibit, pemanenan dilakukan pada umur 25 - 35 hari, dan untuk produksi dengan kualitas tinggi yang kandungan keraginannya banyak, panen dilakukan pada umur 45 hari.
  • Pemanenan dilakukan dengan mengangkat seluruh tanaman beserta tali penggantungnya. Pelepasan tanaman dari tali dilakukan di darat dengan cara memotong tali.
  • Setelah panen dilakukan, segera dikeringkan langsung dengan menjemur.
  • Rumput laut dijemur dengan menggantungkan atau diletakkan pada para-para sehingga tidak tercampur pasir, tanah dan benda lainnya.
  • Sambil penjemuran dilakukan pembersihan dari kotoran dengan mengambil benda-benda asing seperti batu, sampah dan lainnya.
  • Jika cuaca cerah, penjemuran cukup 3 - 4 hari yang ditandai dengan warna ungu keputihan dilapisi kristal garam.


Seperti itulah informasi Cara Budidaya Rumput Laut Yang Berkualitas yang dapat kami sampaikan. Semoga dapat menginspirasi anda. Dan jangan lupa kunjungi juga Cara Budidaya Ikan Nila Hasil Berkualitas sebagai tambahan referensi untuk anda. Terima Kasih